(Tulisan ini saya ambil dari Blog saya di Friendster, yang diposting pada tanggal 29 Juni 2006. Kayaknya masih relevan kalau dimuat di sini. Selamat membaca dan berkomentar).
Sejak pertama kali jadi penyiar radio 12 tahun lalu, sampai sekarang 4 tahun jadi pengajar di kursus penyiar Duta Suara, keluhan yang sering saya dengar dari teman-teman penyiar radio ga’ berubah. Mulai dari yang masih junior sampe senior rata-rata ngeluhin hal yang sama, gaji penyiar radio kecil !
Aahhh…masa iya sih !!? Saya kok ga’ sependapat ya …?
Kalo mau jujur, sejak masih jadi penyiar dengan gaji 40 ribu Rupiah sebulan sampai terakhir mendekati angka 2 juta Rupiah per bulan (tahun 2004), saya ga’ pernah nganggap gaji penyiar radio kecil. Itu bisa besar sekali, man !
Bagaimana bisa ? Ada dua alasan.
Yang pertama karena besar dan kecil itu relatif. Duit 800 ribu terasa besar kalo dibandingin sama 200 ribu, tapi terasa kecil kalo dibandingin 1 juta. 1 juta pun terasa kecil kalo dibandingin 5 juta. Dan 5 juta bisa terasa kecil kalo dibandingin 10 juta.
Jadi, ini relative. Tergantung dengan apa kita membandingkannya. Ato lebih tepatnya, tergantung gimana kita memprogram pikiran kita sendiri.
Kalo kita memprogram ke otak kita angka sekian itu besar, maka kita pun merespon pekerjaan kita sebagai pekerjaan bergaji besar. Begitu juga sebaliknya. Kalo kita memprogram ke otak kita gaji yang kita terima kecil, maka kita pun merespon pekerjaan yang kita kerjakan bergaji kecil. Akibatnya kita jadi ga’semangat ngerjain tugas sehari-hari di tempat kerja. Semua terasa ga’ nyenengin. Pikiran jadi ga’fresh and setiap ada masalah seolah-olah ga’ ada jalan keluarnya.......... Pokoknya, ga’ enak deh.
Jadi solusinya, ya rubah cara berpikir kita.
Liat sekeliling kita....
Masih banyak saudara-saudara kita yang harus kerja 2-3 kali lipat lebih berat dari kita, bahkan dengan persyaratan tingkat pendidikan lebih tinggi dari kita. Tapi kenyataannya, pada akhir bulan gaji mereka masih di bawah kita sebagai penyiar radio. Atau paling sedikit, gajinya hanya beda-beda dikit ama kita yang penyiar radio. Dia kerja stress, kita kerja bisa sambil denger musik, ketawa-ketiwi, ketemu artis, dugem gratis (yang pas tugas di café), dan seterusnya.
Nah itu alasan pertama kenapa saya ga’ setuju kalo dibilang gaji penyiar radio kecil. Alasan ke dua ? Tunggu edisi berikutnya.
Gimana menurut anda ?
Sejak pertama kali jadi penyiar radio 12 tahun lalu, sampai sekarang 4 tahun jadi pengajar di kursus penyiar Duta Suara, keluhan yang sering saya dengar dari teman-teman penyiar radio ga’ berubah. Mulai dari yang masih junior sampe senior rata-rata ngeluhin hal yang sama, gaji penyiar radio kecil !
Aahhh…masa iya sih !!? Saya kok ga’ sependapat ya …?
Kalo mau jujur, sejak masih jadi penyiar dengan gaji 40 ribu Rupiah sebulan sampai terakhir mendekati angka 2 juta Rupiah per bulan (tahun 2004), saya ga’ pernah nganggap gaji penyiar radio kecil. Itu bisa besar sekali, man !
Bagaimana bisa ? Ada dua alasan.
Yang pertama karena besar dan kecil itu relatif. Duit 800 ribu terasa besar kalo dibandingin sama 200 ribu, tapi terasa kecil kalo dibandingin 1 juta. 1 juta pun terasa kecil kalo dibandingin 5 juta. Dan 5 juta bisa terasa kecil kalo dibandingin 10 juta.
Jadi, ini relative. Tergantung dengan apa kita membandingkannya. Ato lebih tepatnya, tergantung gimana kita memprogram pikiran kita sendiri.
Kalo kita memprogram ke otak kita angka sekian itu besar, maka kita pun merespon pekerjaan kita sebagai pekerjaan bergaji besar. Begitu juga sebaliknya. Kalo kita memprogram ke otak kita gaji yang kita terima kecil, maka kita pun merespon pekerjaan yang kita kerjakan bergaji kecil. Akibatnya kita jadi ga’semangat ngerjain tugas sehari-hari di tempat kerja. Semua terasa ga’ nyenengin. Pikiran jadi ga’fresh and setiap ada masalah seolah-olah ga’ ada jalan keluarnya.......... Pokoknya, ga’ enak deh.
Jadi solusinya, ya rubah cara berpikir kita.
Liat sekeliling kita....
Masih banyak saudara-saudara kita yang harus kerja 2-3 kali lipat lebih berat dari kita, bahkan dengan persyaratan tingkat pendidikan lebih tinggi dari kita. Tapi kenyataannya, pada akhir bulan gaji mereka masih di bawah kita sebagai penyiar radio. Atau paling sedikit, gajinya hanya beda-beda dikit ama kita yang penyiar radio. Dia kerja stress, kita kerja bisa sambil denger musik, ketawa-ketiwi, ketemu artis, dugem gratis (yang pas tugas di café), dan seterusnya.
Nah itu alasan pertama kenapa saya ga’ setuju kalo dibilang gaji penyiar radio kecil. Alasan ke dua ? Tunggu edisi berikutnya.
Gimana menurut anda ?