“Dalam dunia bisnis, bagi seorang penjual yang sedang melayani komsumen, pelanggan adalah raja. Dalam dunia radio, bagi seorang penyiar yang sedang bertugas, pendengar adalah sahabat terdekatnya. Seorang sahabat tak akan menyakiti sahabatnya. Seorang sahabat akan melayani dengan sepenuh hati. Maka, jangan sakiti sahabatmu dengan ketidakpedulianmu. Jangan abaikan dia dengan ego pribadimu”.
Beberapa waktu lalu, saya mendapati alamat streaming on-line sebuah stasiun radio di luar
Kualitas audionya lumayan bagus. Jaringannya juga oke. Siarannya tidak terputus-putus. Saya pun bergabung menjadi fans radio ini di Facebook.
Dari status yang terdapat di Dindingnya, nampaknya setiap pergantian acara para penyiarnya meng-update status acara berikutnya. Status terakhir yang terdapat di dindingnya menginformasikan penyiar akan siaran selama 2 jam sampai tengah malam dengan lagu-lagu yang kebetulan mayoritas kesukaan saya.
Sebagai rasa simpati, saya coba kirimkan comment ke status yang baru saja di update oleh si penyiar. Saya juga request lagu kesukaan, dengan catatan kalau memang aturan main memperbolehkan. Kalau tidak juga gak papa, karena saat itu memang bukan acara request lagu. Yang penting comment saya dibaca.
Menit berganti menit, jam berganti jam. Sampai acara hampir usai ternyata lagu saya tidak nongol sedikitpun. Parahnya lagi, penyiar juga tidak menyapa nama saya sama sekali. Dia malah menyapa nama-nama yang lain. Padahal saya sudah menunggu hampir 2 jam sampai terkantuk-kantuk.
Penasaran, saya buka lagi halaman Facebook radio tersebut. Mengejutkan sekali. Ternyata hanya 2 orang yang memberi comment di dindingnya. Saya dan seorang lain yang sekota dengan radio itu. Komment orang itu sudah dibaca oleh si penyiar, sedangkan punya saya sama sekali tidak terbaca.. Bahkan balasan comment di Facebook pun juga tidak. Padahal waktu pengirimannya lebih duluan saya 1 jam
Entah mengapa, malam itu saya merasa kesal sekali diperlakukan seperti itu. Bagi saya penyiar itu sudah bertindak sangat egois sekali. Memang benar acara yang dia bawakan bukan acara request atau salam-salaman. Tapi apa susahnya sih sekedar “menyapa” nama pendengarnya yang sudah rela malam-malam menghabiskan pulsa speedy selama 2 jam ? Mengapa berat sekali untuk sekedar memberi perhatian kepada pendengar barunya ? Lantas untuk apa fasiltias streaming on-linenya ? Untuk apa menulis status di Facebook kalau malas mengomentari ? Padahal tidak butuh lebih dari 30 detik untuk sekedar “say hello” dan “say thank you” kepada pendengarnya.
Bukankah pendegar adalah sahabatmu, bukan seorang raja yang menyuruh-nyuruhmu ?
1 komentar:
yupz..., bener banget, aku juga sering di kayak gituin, penyiar yg cuek nantinya pasti akan di tinggalin pendengarnya,,,, oh ya aku baru mau belajar soal siaran nieh, tolong postingin skrip siaran dunk,,,,, terimakasih.
Posting Komentar