Kenapa ya, akhir-akhir ini saya sering dengar kabar banyak "orang radio" yang pada mau resign atau bahkan sudah beramai-ramai resign dari perusahaan tempat mereka bekerja ?
hmmm mas zul.... saya sering liat komentar anda, banyak okenya... salut buat anda yang sudah malang melintang didunia radio... klo penyiar banyak resign bulan ini dikarenakan rumput tetangga lebih hijau.. pastinya tawaran oke dan penculikan terjadi dimana-mana, padahal pada tahu semua klo radio pasti mengalami pasang surut yang luar biasa heboh, dan setelah dilihat emang ada beberapa ciri khas yang sangat terlihat dari penyiar... penyiar gila uang, penyiar gila popularitas, dan penyiar dari hati, saya yakin anda sebagai PD akan merasa pusing kepala dengan hengkang sana sini penyiar yang pasti ngebuat timpang disana sini.... memang dari 22 juta penduduk indonesia nyari penyiar susahnya minta ampun, tentu bukan penyiar asal comot, tapi penyiar berhati nurani. jadi PD emang susah, gosip miring bertebaran dimana-mana dan pastinya setiap penyiar yang resign punya cerita masing-masing, entah baik atau buruk. (hehehehe jeritan hati) dan pastinya sedikit banyak berdampak ama radio, klo diliat dimalang ini hanya beberapa orang yang benar-bener broadcaster sejati........ jangan heran klo banyak yang resign, karena kemampuan survive dibawah rata-rata.....! mudah-mudahan para PD bisa ngumpul bareng buat sharing! hehehehe i wish... hmmm... i hope
menurut saya tidak ada istilah penyiar sejati ato gadungan, karena ketika saya berada di depan mikrofon, saat itulah saya memberikan hati dan jiwa saya untuk pendengar, untuk institusi radio saya, dan untuk acara yang saya pandu. jika kemudian saya (dan banyak penyiar yang resign) itu adalah hak pribadi setiap orang, tidak bisa dikaitkan dengan loyalitas atau kesejatian penyiar. bahwa tiap orang dilahirkan merdeka, itu sudah jelas. berhak memilih, tentu saja. bahkan ketika seorang penyiar radio yang terkenal loyal karena telah berada di stasiun radio yang sama sejak saya TK sampai kini saya telah selesai S1, apakah penyiar itu tidak melakukan pilihan? Tidak. Dia telah memilih untuk tetap di radio tsb, dia bertanggungjawab dan menerima segala konsekuaensi positif dan negatif (jika ada) atas pilihannya tsb. Itulah hakikat memilih. And I did as everyone does.
2 komentar:
hmmm mas zul....
saya sering liat komentar anda, banyak okenya... salut buat anda yang sudah malang melintang didunia radio...
klo penyiar banyak resign bulan ini dikarenakan rumput tetangga lebih hijau.. pastinya tawaran oke dan penculikan terjadi dimana-mana, padahal pada tahu semua klo radio pasti mengalami pasang surut yang luar biasa heboh, dan setelah dilihat emang ada beberapa ciri khas yang sangat terlihat dari penyiar... penyiar gila uang, penyiar gila popularitas, dan penyiar dari hati, saya yakin anda sebagai PD akan merasa pusing kepala dengan hengkang sana sini penyiar yang pasti ngebuat timpang disana sini.... memang dari 22 juta penduduk indonesia nyari penyiar susahnya minta ampun, tentu bukan penyiar asal comot, tapi penyiar berhati nurani. jadi PD emang susah, gosip miring bertebaran dimana-mana dan pastinya setiap penyiar yang resign punya cerita masing-masing, entah baik atau buruk. (hehehehe jeritan hati) dan pastinya sedikit banyak berdampak ama radio, klo diliat dimalang ini hanya beberapa orang yang benar-bener broadcaster sejati........ jangan heran klo banyak yang resign, karena kemampuan survive dibawah rata-rata.....! mudah-mudahan para PD bisa ngumpul bareng buat sharing! hehehehe i wish... hmmm... i hope
menurut saya tidak ada istilah penyiar sejati ato gadungan, karena ketika saya berada di depan mikrofon, saat itulah saya memberikan hati dan jiwa saya untuk pendengar, untuk institusi radio saya, dan untuk acara yang saya pandu. jika kemudian saya (dan banyak penyiar yang resign) itu adalah hak pribadi setiap orang, tidak bisa dikaitkan dengan loyalitas atau kesejatian penyiar. bahwa tiap orang dilahirkan merdeka, itu sudah jelas. berhak memilih, tentu saja. bahkan ketika seorang penyiar radio yang terkenal loyal karena telah berada di stasiun radio yang sama sejak saya TK sampai kini saya telah selesai S1, apakah penyiar itu tidak melakukan pilihan? Tidak. Dia telah memilih untuk tetap di radio tsb, dia bertanggungjawab dan menerima segala konsekuaensi positif dan negatif (jika ada) atas pilihannya tsb. Itulah hakikat memilih. And I did as everyone does.
Posting Komentar