Salah satunya adalah tatkala saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar di era tahun 1980-an. Di masa kecil saya, di samping harus menjalankan kewajiban belajar di sekolah, saya punya kewajiban yang rutin harus saya lakukan tiap hari, yaitu latihan Piano.
Yah, orangtua saya mengikutkan saya di kursus piano yang diajar oleh seorang guru Piano bernama Zuus Merry.
(Ki-ka : Zuus Merry, Gurunya Zuuz Merry dan saya yang paling "putih")
Beliau ini guru piano yang sangat sabar, tidak pernah marah sedikitpun (ke saya) walaupun saya termasuk murid yang “tidak terlalu pintar”…hehehe…(daripada dibilang murid yang malas).
Seingat saya, pertama kali saya belajar piano ke Zuus Merry adalah saat masih duduk di bangku kelas 1 atau 2 SD. Tiap hari Kamis jam 2 siang saya harus berangkat ke tempat kursus di rumah beliau di Jalan Cipto 16 Malang dengan menumpang becak langganan saya. Karena anginnya yang semilir di atas becak, ditambah lagi hari sudah siang (jam 2 siang, waktunya tidur siang buat anak-anak), seringkali dalam perjalanan saya ketiduran di becak. Untungnya enggak sampai “kejungkel”…hehehe.
(Tampak di latar belakang, Pak Min, tukang becak yang setia mengantar saya tiap Kamis siang)
Nah, di tempat kursus piano inilah sebenarnya perkenalan pertama kali saya dengan Studio Radio.
Selain dipakai sebagai tempat kursus piano, keluarga Zuus Merry juga memilik usaha stasiun penyiaran radio. Namanya radio Imannuel, yang merupakan cikal bakal dari radio Mas FM sekarang. Waktu itu gelombangnya masih di AM.
Nah, seringkali saat menunggu giliran les, saya suka mengintip ke dalam ruang siaran melihat aktivitas penyiar yang sedang bertugas. Tapi waktu itu saya belum memiliki ketertarikan samasekali dengan dunia kepenyiaran. Bahkan sampai bertahun-tahun saya kursus di Suuz Merry, radio bukan menjadi sesuatu yang terlalu menarik buat saya.
Tapi barangkali inilah fase awal dalam kehidupan saya yang tanpa saya sadari membekas di alam bawah sadar, yang akhirnya baru terwujud beberapa puluh tahun kemudian.
Selain dipakai sebagai tempat kursus piano, keluarga Zuus Merry juga memilik usaha stasiun penyiaran radio. Namanya radio Imannuel, yang merupakan cikal bakal dari radio Mas FM sekarang. Waktu itu gelombangnya masih di AM.
Nah, seringkali saat menunggu giliran les, saya suka mengintip ke dalam ruang siaran melihat aktivitas penyiar yang sedang bertugas. Tapi waktu itu saya belum memiliki ketertarikan samasekali dengan dunia kepenyiaran. Bahkan sampai bertahun-tahun saya kursus di Suuz Merry, radio bukan menjadi sesuatu yang terlalu menarik buat saya.
Tapi barangkali inilah fase awal dalam kehidupan saya yang tanpa saya sadari membekas di alam bawah sadar, yang akhirnya baru terwujud beberapa puluh tahun kemudian.
Lagi-lagi kekuatan The Law Of Attraction.